Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Khutbah Idul Fitri Rijal Mumazziq Z, Menjadi Manusia yang Bermanfaat

Menjadi Manusia yang Bermanfaat[1]

 

Oleh : Rijal Mumazziq Z[2]

 

الله أَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُ أَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُ أَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله أَكْبَرُ


الله أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ، لاَإِلهَ إِلاَّالله ُوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلهَ إِلاَّالله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ. الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّالله ُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ.

 أَماَّ بَعْدُ
فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا الله َحَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

 

Hadirin Hadirat yang Dimuliakan Allah

Alhamdulillah, setelah melaksanakan ibadah puasa selama sebulan, hari ini kita diberi kenikmatan oleh Allah dalam menjalankan Shalat Idul Fitri dalam keadaan sehat wa afiat. Kita berharap, apabila rahmat dan maghfirah-Nya senantiasa menaungi kita semua hingga kita berpulang dalam keadaan khusnul khatimah.

Keberadaan kita di masjid ini semoga menjadi dua pertanda baik. Pertama, kita hadir sebagai hamba Allah yang bersyukur, dan karena syukur ini Allah senantiasa menambah kenikmatan bagi kita. Kedua, kita senantiasa berusaha agar Allah menaikkan derajat kita pada level al-muttaqin, atau hamba yang senantiasa menjauhi larangan-Nya sekaligus melaksanakan segala ketaatan kepada-Nya. Kalaupun kita belum sampai pada derajat taqwa ini, marilah kita senantiasa berproses menjadi hamba yang patuh menjalankan ketentuan dari Allah dan Rasulullah, serta berusaha menjadi muslim yang baik. Tiada kemuliaan yang kita raih, kecuali dengan cara meningkatkan kualitas keimanan kita hingga menjadi orang yang bertaqwa.

Hadirin Hadirat yang Senantiasa Dirahmati Allah

 

Ada sebuah kisah menarik, antara sufi agung Syekh Ibrahim bin Adham bersama muridnya, Syekh Syaqiq al-Balkhi. Menjelang sowan sang guru, si murid di jalan melihat dua burung. Satu burung buta dan bersayap patah yang mustahil terbang. Satu lagi burung yang mencarikan makan buat temannya yang nahas tadi. Setiap hari ia mencari makan dan menyuapi sahabatnya dengan paruhnya. Syekh Syaqiq menatap kejadian ini dengan bijak. Bahwa, setiap makhluk sudah ada jatah rezekinya. Sebagaimana burung buta bersayap patah tadi, dan sebagaimana janji Allah dalam Surat Hud ayat 6:

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (QS. Hud ayat 6)

Berdasarkan fenomena dua burung yang diamati tadi, Syekh Syaqiq sampai pada kesimpulan awal, tak perlu capek memburu rezeki, toh rezeki sudah tahu "jalan" menemuinya. Ia akan tawakal, tak perlu lelah bekerja. Hasil pengamatan disertai kesimpulan ini dia diskusikan dengan gurunya, yaitu Syekh Ibrahim bin Adham. Tak disangka, sang guru malah tertawa.

 

"Wahai Syaqiq, kenapa engkau memilih menjadi burung buta yang bersayap patah? Yang pasif. Yang hanya mendongakkan paruh untuk menerima pemberian sahabatnya? Mengapa tidak memilih menjadi burung bersayap sempurna, yang aktif bergerak, bahkan membantu makhluk lain meraih rezekinya?"

 

Hadirin Hadirat yang Dirahmati Allah

 

Syekh Ibrahim bin Adham telah menandaskan, bahwa salah satu hal termulia yang dilakukan makhluk hidup adalah menjadi pribadi yang ringan tangan, gampang menolong orang lain, menebar manfaat, menjadi manusia aktif yang berdayaguna, serta memiliki mentalitas sebagai seorang penolong.

Lantas, mengapa kita harus menjadi pribadi yang mendayagunakan apapun yang kita miliki untuk menebar manfaat kepada sesama? Landasannnya jelas tertera dalam sabda mulia Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

مَنْ أَرَادَ أَنْ تُسْتَجَابَ دَعْوَتُهُ وَأَنْ تكُشَفَ كُرْبَتُهُ فَلْيُفَرِّجْ عَنْ مُعْسِرٍ (رواه أحمد)

Maknanya: “Barang siapa yang ingin dikabulkan doanya dan diangkat kesulitannya, hendaklah ia membebaskan orang yang kesulitan” (HR. Imam Ahmad)

Dalam hadits lain juga disebutkan:

مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ

“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih).

Dalam al-Qur’an, Allah pun juga memberi jaminan, sebagaimana disebut di dalam QS. Al-Isra’ ayat 7:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah

Dalam istilah yang lebih sederhana lagi, Almaghfurlah KH. Hasyim Muzadi menyatakan, "Allah seringkali membereskan masalah kita di saat kita sibuk memberesi masalah orang lain." Sekali lagi saya ulangi, "Allah seringkali membereskan masalah kita di saat kita sibuk memberesi masalah orang lain."

Di sinilah pentingnya kita semua menebar manfaat, membantu sesama, menyelesaikan masalah orang lain, tidak mempersulit hak orang lain, sebab Sayyidina Abdullah bin Umar bin Khattab radliyallahu ‘anhuma pernah berkata:

مَنْ كانَ له مالٌ ، فليتصدَّق من ماله ، ومن كان له قوَّةٌ ، فليتصدَّق من قوَّته ، ومن كان له عِلمٌ ، فليتصدَّق من عِلْمِه

 

“Barangsiapa memiliki harta, maka bersedekahlah dengan hartanya. Barangsiapa yang punya kekuatan, maka bersedekahlah dengan kekuatannya. Barangsiapa yang memiliki ilmu, maka bersedekahlah dengan ilmunya.” (Ibnu Rajab al-Hanbali, dalam Jaami’ul Ulum wal Hikam, 2: 59)

 

Oleh karena itu jamaah yang dimuliakan oleh Allah, sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah atas anugerah yang kita miliki dengan jalan mendermakannya. Punya harta? Silahkan dipakai berjuang untuk Islam, baik dalam pendidikan maupun dakwah. Jika punya kekuatan atau potensi apapun, silahkan disumbangkan untuk kemaslahatan. Punya ilmu? silahkan didarmbaktikan dengan mengajarkannya.

Mari, selepas Ramadan ini, kita berusaha menjadi manusia berkualitas, yang berdasarkan kisah Syekh Ibrahim bin Adham tadi, menjadi manusia aktif, bukan pasif. Manusia yang berdayaguna, bukan tiadaguna. Inilah salah satu kriteria manusia terbaik menurut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ath-Thabaraaniy).

 

جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين والمقبولين كل عام وأنتم بخير. آمين

 بسم الله الرحمن الرحيم، وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ.  وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وارْحَم وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah II  

 

 اللهُ اَكْبَرْ (٣×) اللهُ اَكْبَرْ (٤×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ  اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا   أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  

 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

 اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 



[1] Disampaikan dalam Khutbah Idul Fitri di Masjid Besar al-Huda Desa/Kec. Jombang Kab. Jember. Sabtu, 1 Syawal 1444 H/22 April 2023 M.

[2] Imam sekaligus Khatib adalah Rektor Universitas al-Falah Assunniyyah (UAS) Kencong Jember, sekaligus pengajar di PP. Mabdaul Ma’arif Jombang Jember. 

Post a Comment for "Khutbah Idul Fitri Rijal Mumazziq Z, Menjadi Manusia yang Bermanfaat"