Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MENYONGSONG BULAN RAMADHAN DENGAN DOA

 

MENYONGSONG BULAN RAMADHAN DENGAN DOA

الحمد لله مجيب الدعوات، و قاضي الحاجات، و الصلاة و السلام على رسول الله مؤدى الأمانات، و على آله و صحبه و من تبعهم بإحسان من المؤمنين و المؤمنات، أما بعد:

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah. Sebagaimana dimaklumi bahwa Islam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa memanjatkan doa kepada Allah Subhana Wa Taala sebelum melakukan suatu Tindakan, memulai suatu perkataan, memasuki suatu tempat atau melintasi waktu. Begiru pula saat menyongsong bulan Ramadhan, kita di sunnahkan untuk memanjatkan doa agar kita dapat meningkatkan amal ibadah di dalamnya dan meraih paha;a yang sebanyak-banyaknya. Ubaidah bin ash-Shamit Radhiallahu Anhu menutukan,

كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يعلمنا هؤلاء الكلمات إذا جاء رمضان، أن يقول أحدنا: اللهم سلمني من رمضان و سلم رمضان لي و تسلمه مني متقبلا.

“Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengajarkan kepada kami beberapa kalimat Ketika datang bulan Ramadhan, agar seorang diantara kami mengucapkan ‘Ya Allah, serahkanlah diriku kepada Ramadhan, dan serahkanlah Ramadhan kepadaku, dan serahkanlah ia kepadaku dalam keadaan diterima.’” (HR. Thabrani)

Dalam hadits ini Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengajarkan sebuah doa untuk menyongsong bulan Ramadhan. Dengan do aini diharapkan seluruh rangkaian ibadah selama bulan Ramadhan akan dapat terlaksan secara optimal. Sehingga, pahala puasa dan berbagai ibadah yang telah terlaksana akan dikembalikan kepada mereka secara sempurna. Itulah pesan spiritual yang dapat kita petik dari doa yang senantiasa diucapkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dan diajarkannya kepada para sehabat setiap kali menjelang bulan Ramadhan.

Hadits diatas mengisyaratkan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam senantiasa mengawali setiap aktivitasnya dengan doa. Kebiasaan ini memiliki manfaat yang besar di antaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, Menghadirkan Karunia, Pertolongan, Dan Taufiq dari Allah Subhana Wa Taala.

Karena tanpa pertolongan dan taufiq dari Allah, amal perbuatan kita tidak akan berhasil, bahkan dapat menjadi sumber bencana yang mengcelakakan kita. Seorang penyair berkata,

إذا لم يكن عون من الله للفتى # فأول ما بجني عليه إجتهتده

“Seandainya bukan karena pertolongan dari Allah kepada seorang pemuda, niscaya yang pertama kali mencelakakannya adalah jerih-payahnya sendiri.”

Perencanaan yang matang, fasilitas yang melimpah, sumber daya manusia yang tangguh tidak akan menjamin keberhasilan usaha dan amal ibadah kita, jika Allah tidak berkenan memberikan restu dan taufiq-Nya kepada kita.

Kedua, Menanamkan Pada Diri Kita Rasa Malu Kepada Allah.

Berdoa sebelum beramal dapat menanamkan pada diri kita rasa malu kepada Allah. Ketika menyadari bahwa doa kita telah dikabulkan dan usaha kita menuai keberhasilan, kita akan merasa malu menyandarkan keberhasilan itu kepada diri kita dan mengingkari nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Allah Subhana Wa Taala berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 49:

فَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَٰهُ نِعْمَةً مِّنَّا قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍۭ ۚ بَلْ هِىَ فِتْنَةٌ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.”

Ketiga, Menanamkan Semangat Bekerja Dan Optimisme.

Berapa pun berat amal yang harus dilakukan, ia tetap bersemangat dan optimis karena ia telah melibatkan Allah dalam beramal melalui doa-doa yang dipanjarkan sebelum bekerja. Berkat semangat dan optimisme dalam beramal akhirnya ia meraih keberhasilan yang dicita-citakan. Abu Sa’id  Al-Khurdi Radhiyallahu Anhu menuturkan, “Pada suatu Hari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam memamsuki masjid, ternyata beliau melihat seorang lelaki dari kaum Anshar yang bernama Abu Umamah. Beliau bertanya, (Wahai Abu Umamah, mengapa aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu sholat?) Ia menjawab, ‘Kegelisahan yang menimpaku dan utang yang melilitku, Wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, (Maukah kamu aku ajari suatu kalimat yang apabila kamu mengucapkannya, Allah Subhana Wa Taala akan menhilangkan kegelisahanmu dan melunasi utangmu?) Ia menjawab, ‘Mau wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, (Ucapkanlah doa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.) Ia berkata, ‘Aku pun melakukan hal itu, lalu Allah Subhana Wa Taala menghilangkan kegelisahanku dan melunasi utangku’”(HR. Abu Dawud)

Itulah beberapa urgensi dan keutamaan  doa sebelum menyongsong bulan Ramadhan sehingga kita mendapatkan limpahan pahala dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Post a Comment for "MENYONGSONG BULAN RAMADHAN DENGAN DOA"