Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lisan, mungil bentuknya besar pengaruhnya

 Marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah swt dengan sebenar benarnya taqwa.

Jamaah Sidang Jum’at yang dirahmati Allah…

Sebagai ummat islam, tentu kita selalu dituntut untuk selalu bisa menjalankan segala norma dan ajaran yang berlaku dalam agama islam. Hal demikian tentu bertujuan untuk menjadikan kita semua sebagai seorang muslim yang baik. Baik dimata Allah, juga baik dimata manusia. 

Ada satu hal yang harus benar-benar diperhatikan jika kita ingin menjadi seorang muslim yang baik. satu hal yang sangat jarang diantara kita untuk bisa meninggalkanya. Hampir disetiap kehidupan yang kita jalani tak akan mudah untuk menjaga satu hal ini. Yakni adalah menjaga lisan.

Diriwayatkan dalam hadits, bahwa suatu ketika Ada seorang laki-laki yang mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, seraya bertanya ‘yaa Rosulullah, Siapakah orang muslim yang paling baik?’ Beliau  shollollahu alaihi wa sallam menjawab, ‘Seseorang yang denganya orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.’


Jamaah Sidang Jum’at yang dirahmati Allah…

Lisan merupakan bagian kecil yang ada  pada organ tubuh kita. Namun denganya dapat menyebabkan perkara-perkara besar yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Adu domba, fitnah, ujaran kebencian, semua berasal dari lidah yang mungil ini.

Oleh karenanya dalam hadits Nabi Mumamad SAW bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)


Imam ibnu Hajar memaparkan keterangan dari Hadits ini, “Hadits Ini adalah sebuah hadits ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (yang mungkin juga) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. oleh karena itu, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang bertujuan kepadanya termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya,  hendaklah diam.”


Jamaah Sidang Jum’at yang dirahmati Allah 

perlu kita yakinkan secara seksama  di setiap lisan kita ingin berbicara yaitu yakinilah bahwa semua apa yang kita lontarkan akan menjadi tanggung jawab kita kelak diAkhirat.

Allah SWT Berfirman : 

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوولًا

‘Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)


Pada Ayat yang lain Allah SWT menerangkan :

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

‘Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS. Qaf :18)


Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, “Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat maka dia akan diam. Sementara orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya.”

selain apa lisan kita merupakan organ tubuh yang harus dipertanggungjawabkan di akherat kelak, lisan kita juga juga tekadang, terkadang menjadi penentu keapesan atau keberuntungan kita d Dunia, hingga ada istilah

البلاء مؤكل بالمنطق

bala itu terjadi karena adanya ucapan.

hingga tidak heran ada beberapa kejadian yang ternyata sesuai dengan omonannya, karena omongannya bertepatan dengan prasangkanya yang kemudian Allah wujudkan, sebagaimana Firman Allah dalam Hadits qudsy :

أن عند ظني بي

saya tergantung dengan prasangka Hambaku

tidak heran, kesengsaraan dan keapesan terjadi sesuai ucapannya, karena ucapan yang keluar dari lisannya merupakan penegasan yang ada di hatinya, dan hatinya adalah doa dan prasangka untuk kehidupannya, hingga kemudian Allah mewujudkan doa yang tidak ia sengaja, maka apeslah kehidupannya.

alangkah eloknya jika seseorang berkata dengan perkataan yang baik, dengan ucapan yang memberikan sugesti yang baik untuk pikiran kita, dan memberikan dampak positif dalam kehidupan kita.

jika terjadi kita terlontarkan ucapan yang buruk dan akan berpengaruh pada kehidupan kita, maka segeralah kita minta ampun kepada Allah swt.


maka kita simpulkan, bahwa lisan adalah penentu kesengsaraan, keapesan atau sebagai penentu kebahagiaan dan keselamatan kita semuanya.


Semoga Allah selalu menjaga lisan kita dari hal-hal yang tidak berguna, agar tidak menuai sesal di hari akhir dengan tidak membawa amal sedikit pun dari jerih payah amal kita di dunia.



Post a Comment for "Lisan, mungil bentuknya besar pengaruhnya"